MENGHADAPI BAYI GUMOH
Apakah
gumoh itu?
Istilah
gumoh memang sudah tidak asing lagi bagi kita. Dan kita juga tidak perlu panik
jika bayi kita gumoh, karena ini adalah hal yang lumrah terjadi pada semua
bayi.
Gumoh
atau keluarnya isi lambung melalui mulut (seperti muntah) terjadi pada bayi
karena katup antara lambung dan esophagus (kerongkongan) belum sempurna.
Walaupun mirip dengan muntah, namun gumoh ini berbeda, gumoh tidak disertai
kontraksi pada pada dinding lambung, dan biasanya gumoh mengeluarkan cairan
yang jumlahnya sedikit, tidak sebanyak muntah. Gumoh ini biasa terjadi pada
bayi yang berusia 0 sampai 6 bulan
Gumoh
pada bayi akan mencapai puncaknya pada usia 4 bulan, dan sebagian besar bayi
berhenti hingga sampai usia 12 bulan. Tetapi bila gumoh terlalu sering
dialami oleh bayi, memang harus diwaspadai. Bisa jadi ini adalah gejala gastroesophageal
reflux disease (GERD), sehingga
perlu mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Apa
penyebab gumoh?
Penyebab
terjadinya gumoh bisa bermacam-macam. Di antaranya adalah:
1.
Volume lambung bayi masih kecil, sementara susu yang ditelan
bayi melebihi kapasitas lambungnya. Apalagi jika bayi menggeliat yang membuat
tekanan dalam perut tinggi, sehingga terjadi gumoh. Gumoh masih normal
sepanjang jumlah cairan yang keluar dan masuk seimbang.
2.
Klep penutup lambung belum sempurna. Sehingga kalau ia langsung
ditidurkan setelah disusui, dan juga menggeliat, susu akan keluar dari mulut.
Pada tahun-tahun pertama , mekanisme klep ini perlahan-lahan menguat seiring
perkembangan bayi sehingga kemungkinan terjadinya gumoh berkurang.
3.
Aktivitas yang berlebihan, menangis atau menggeliat pada saat
disusui, sehingga susu keluar kembali
Apa
yang dapat dilakukan jika gumoh ?
Berikut
ini adalah beberapa tips untuk mencegah gumoh pada bayi:
*
Posisikan bayi tegak Memberi
makan bayi dalam posisi tegak bisa mencegah terjadinya muntah. Setelah itu,
kondisikan bayi dalam posisi duduk selama kurang lebih 15-30 menit. Hindari
bermain aktif dengan bayi selama memberi makan dan jangan mengayun-ayun bayi
ketika masih ada makanan di dalam mulutnya.
*
Sedikit tapi sering Terlalu
lama menyusui atau memberinya dalam jumlah banyak dapat memicu bayi muntah.
Jika Anda menyusui, sebaiknya batasi setiap sesi dalam menyusui. Jika Anda
memberikan susu melalui botol, tawarkan dalam jumlah yang sedikit dari pada
biasanya.
* Atasi
sendawa pada bayi Sering
bersendawa selama dan setelah menyusui dapat membangun atau membentuk udara di
dalam perut bayi. Untuk mengatasinya, posisikan bayi dalam keadaan duduk dengan
menopangnya pada salah satu tangan, sementara tangan yang lain menepuk punggung
bayi secara pelan.
*
Periksa nipple (dot) pada botol susu Jika Anda menggunakan botol,
pastikan lubang pada nipple (dot) botol sudah dalam ukuran yang tepat. Jika
terlalu besar, susu akan mengalir terlalu cepat. Sementara jika terlalu kecil,
bayi Anda mungkin akan frustrasi. Tepat tidaknya ukuran lubang pada botol susu
bayi, bisa terlihat dari tetesan susu ketika botol dibalikan. Jika tetesan susu
sedikit, maka ukurannya sudah benar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar