Sabtu, 19 November 2011


MENGHADAPI BAYI GUMOH

Apakah gumoh itu?

Istilah gumoh memang sudah tidak asing lagi bagi kita. Dan kita juga tidak perlu panik jika bayi kita gumoh, karena ini adalah hal yang lumrah terjadi pada semua bayi.

Gumoh atau keluarnya isi lambung melalui mulut (seperti muntah) terjadi pada bayi karena katup antara lambung dan esophagus (kerongkongan) belum sempurna. Walaupun mirip dengan muntah, namun gumoh ini berbeda, gumoh tidak disertai kontraksi pada pada dinding lambung, dan biasanya gumoh mengeluarkan cairan yang jumlahnya sedikit, tidak sebanyak muntah. Gumoh ini biasa terjadi pada bayi yang berusia 0 sampai 6 bulan

Gumoh pada bayi akan mencapai puncaknya pada usia 4 bulan, dan sebagian besar bayi berhenti hingga sampai usia 12 bulan.  Tetapi bila gumoh terlalu sering dialami oleh bayi, memang harus diwaspadai. Bisa jadi ini adalah gejala gastroesophageal reflux disease (GERD), sehingga perlu mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Apa penyebab gumoh?

Penyebab terjadinya gumoh bisa bermacam-macam. Di antaranya adalah:

1.    Volume lambung bayi masih kecil, sementara susu yang ditelan bayi melebihi kapasitas lambungnya. Apalagi jika bayi menggeliat yang membuat tekanan dalam perut tinggi, sehingga terjadi gumoh. Gumoh masih normal sepanjang jumlah cairan yang keluar dan masuk seimbang.

2.    Klep penutup lambung belum sempurna. Sehingga kalau ia langsung ditidurkan setelah disusui, dan juga menggeliat, susu akan keluar dari mulut. Pada tahun-tahun pertama , mekanisme klep ini perlahan-lahan menguat seiring perkembangan bayi sehingga kemungkinan terjadinya gumoh berkurang.

3.    Aktivitas yang berlebihan, menangis atau menggeliat pada saat disusui, sehingga susu keluar kembali

Apa yang dapat dilakukan jika gumoh ?

Berikut ini adalah beberapa tips untuk mencegah gumoh pada bayi:
* Posisikan bayi tegak Memberi makan bayi dalam posisi tegak bisa mencegah terjadinya muntah. Setelah itu, kondisikan bayi dalam posisi duduk selama kurang lebih 15-30 menit. Hindari bermain aktif dengan bayi selama memberi makan dan jangan mengayun-ayun bayi ketika masih ada makanan di dalam mulutnya.
* Sedikit tapi sering Terlalu lama menyusui atau memberinya dalam jumlah banyak dapat memicu bayi muntah. Jika Anda menyusui, sebaiknya batasi setiap sesi dalam menyusui. Jika Anda memberikan susu melalui botol, tawarkan dalam jumlah yang sedikit dari pada biasanya.
* Atasi sendawa pada bayi Sering bersendawa selama dan setelah menyusui dapat membangun atau membentuk udara di dalam perut bayi. Untuk mengatasinya, posisikan bayi dalam keadaan duduk dengan menopangnya pada salah satu tangan, sementara tangan yang lain menepuk punggung bayi secara pelan.
* Periksa nipple (dot) pada botol susu Jika Anda menggunakan botol, pastikan lubang pada nipple (dot) botol sudah dalam ukuran yang tepat. Jika terlalu besar, susu akan mengalir terlalu cepat. Sementara jika terlalu kecil, bayi Anda mungkin akan frustrasi. Tepat tidaknya ukuran lubang pada botol susu bayi, bisa terlihat dari tetesan susu ketika botol dibalikan. Jika tetesan susu sedikit, maka ukurannya sudah benar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar