a.
Vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerin)
Deskripsi
Vaksin BCG adalah vaksin
bentuk beku kring yang mengandung Mycobacterium bovis hidup yang sudah
dilemahkan dari strain Paris No. 1173.P2. (Vademesum Bio farma Jan 2002)
Indikasi:
Untuk pemberian kekebalan
aktif tuberkulosa.
Kemasan:
q Kemasan dalam ampul, beku kering, 1 box
berisi 10 ampul vaksin.
q Setiap 1 ampul vaksin dengan 4 ml pelarut
NaCI 0,9 % = 80 dosisi, namun effektivitas pemakaian di lapangan 2-3 dosis.
Komposisi:
Setelah
dilarutkan dengan 4 ml pelarut, taip ml vaksin mengandung: Basil BCG hidup
0,375 mg, Natrium Glutamat 1,875 mg dan Natrium 9 g.
Cara Peberian dan Dosisi:
q Sebelum disuntikkan vaksin BCG harus
dilarutkan terlebih dahulu dengan 4 ml pelarut NaCI 0,9%. Melarutkan
dengan menggunakan alat suntik steril dengan jarum panjang.
q Dosis pemberian: 0,05 ml, sebanyak 1 kali,
untuk bayi 1 tahun
q Disuntikkan secara intrakutan di daerah
lengan atas (insertio musculus deltodeus), dengan menggunakan alat suntik dosis
tunggal yang steril dan jarum suntik No 26 G
q Vaksin yang sudah dilarutkan harus
dgunakan sebelum lewat 3 jam.
Penyimpangan dan Kedaluwarsa:
q Vaksin disimpan pada suhu +2 oC
s/d + 8 oC kedaluwarsa selama 1 tahun.
q Pendistribusi dalam keadaan dingin dengan
kotak vaksin beku (cold pack) dan hindari snar matahari langsung/ tidak
lagsung. Panas dapat merusak vaksin. Pembekuan tidak merukas vaksin BCG.
q Pelarut disimpan pada suhu kamar, jangan
di freezer.
Kontra Indikasi
Adanya
penyakit kulit yang berat/ menahun seperti eksim, furunkulosis dan sebagainya. Mereka
yang sedang menderita TBC.
b.
Vaksin DPT
Diskripsi:
Vaksin jerap DPT (Difteri Pertusis Tetanus) adalah vaksin yang terdiri
dari toxoid difteri dan tetanus yang dimurnikan serta bakteri pertusis yang
telah diinaktivasi dan teradsorbsi keadaan 3 mg/ml digunakan sebagai pengawet. Potensivaksin per dosis tunggal sedikitnya
4 IU pertusss, 30 Iu difteri dan 60 IU tetanus. Vademecum Bio forma Jan
2002).
Indikasi:
Untuk
pemberian kekebalan secara simulta terhadap difteri, tetanus dan bentuk rejan.
Kemasan
q Kemasan
dalam vial
q 1
box vaksin terdiri dari 10 vial
q 1
vial berisi 10 dosis
q Vaksin
berbentuk cairan
Komposisi:
setiap mengandung: Toksoid difteri yang dimunikan 40
Lf, Toksoid tetanus yang dimurnikan diinaltivasi 24 Ou, Aluminium fosfat 3 mg,
Thimerosal 0,1 mg.
c.
Vaksin Polio (Oral Polio Vaksin)
Diskripsi:
Vaksin Oral Polio hidup adalah
Vaksin Polio Trivalet yang terdiri dari virus polimyelitis tipe 1,2 dan 3
(stain Sabin) yang sudah dilemahkan, dibuat dalam biakan jaringan ginjal kera
dan distabilkan dengan (Vademecum Bio farma Jan 2002)
Indikasi:
Untuk pemberian kekealan aktif
terhadap Polimyelitis
Kemasan:
q 1
box vaksin terdiri dari 10 Vial
q 1
vial berisi 10 dosis
q Vaksin polio disertai 1 buah penetes
(Dropper) terdapat dari bahan plastik
Komposisi:
Setiap
dosisi (2tetws = 0,1ml) mengandung virus polio tidak kurang dari :
Tipe 1 : 106.0 CCID50
Tipe 2 : 105.0 CCID50
Tipe 3: 105.5.5 CCID50
Cara pemberian dan dosisi:
q Sebelum digunakan pipet penetes harus
dipasngkan pada vialvaksin.
q Diberikan secara oral, 1 dosisi adalah 2
(dua) tetes sebanyak 4 kali (dosis) pemberian, dengan interval detiap dosis
minimal 4 minggu.
q Setiap membuka vial baru harus menggunakan
penetes (dopper) yang baru.
q Di unit pelayanan statis, vaksin polio
yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama 2 minggu dengan ketentuan:
1)
Vaksin belum kedaluarsa
2)
Vaksin disimpan dalam suhu 20C s/d 80C
3)
Tidak pernah terendam air
4)
Sterilitasnya terjaga
5) VVM masih dalam kondisi A atau B
q Sedangkan di Posyandu vaksin yang sudah
terbuka tidak boleh digunakan lagi untuk hari berikutnya.
Penyimpanan dan kedaluarsa
q Penyimpanan
di Propinsi/ Kabupaten, vaksin disimpan pada suhu –150C s/d -250C
pendistribusian dalam keadaan dingin menggunakan kotak dingin beku (cold
pack) dan hindari sinar kotak dingin beku/ tidak langsung.
q Vaksin polio tidak rusak pada pembekuan
q Penyimpanan d Puskesmas dan Pelayanan
Rumah sakit disimapn pada suhu +20C s/d +80C
q Kadaluarasa 6 bulan bila disimpan pada
suhu +20C s/d +80C dan
tahun bila disimpan pada suhu - 150C s/d - 250C
Efek Samping:
Pada
umumnya tidak terdapt efek samping. Efek samping berupa paralisis yang
disebabkab oleh vaksin sangat jarang terjadi (kurang dari 0,17 : 1.000.000;
Bull WHO 66: 1988)
Kontraindikasi:
Pada
individu yang menderita “immune deficiency”. Tidak ada efek yang berbahaya yang
timbul akibat pemebrian OVP pada anak yang sedang sakit. Namun jika ada
keraguan, misalnya sedang menderita diare, maka dosis ulang dapat diberikan
setelah sembuh. Bagi individu yang terinfeksi oleh HIV (Human Immunodeficiency
Virus) baik yang tanpa gejala maupun dengan gejala baik yang tanpa gejala ,
imunisasi OPV harus berdasarkan standar jadwal tertentu.
d.
Vaksin Campak
Diskripsi:
Vaksi
Campak merupakan vaksin virus hidup yang dilemahkan. Setiap dosis (0,5 ml)
mengandung tidak kurang dari 1000 infective unit virus strain CAM 70 dan tidak
lebih dari 100 mcg rsidu kanamycin dan 30msg residu erythomycin. Vaksin ini
berbentuk vaksin beku kering yang harus dilarutkan dengan aquabidest steril. (Vademecum
Bio farma Jan 2002)
Indikasi:
Untuk pemberian kekebalan
aktif terhadap penyakit Campak
Kemasan:
q I box
vaksin terdiri 10 Vial1
q vial
berisi 10 dosis
q 1 box
pelarut berisi 10 ampul @ 5 ml
q Vaksin ini
berbentuk beku kering
Komposisi:
Tiap
dosis vaksin yang sudah dilarutkan mengandung:
Virus Campak 1.000 CCID50
Kenamycin Sulfat 100 mcg
Erithomycin 30 mcg
Cara Pemberian dan dosisi:
q Sebelum disuntikkan vaksin Campak terlebih
dahulu harus dilarutkan dengan pelarut steril yang telah tersedia yang berisi 5
ml cairan pelarut aquabidest
q Dosis pemberian 0,5 ml disuntikkan secara subkutan
pada lengan atas, pada usia 9-11 bulan. Dan setelah (booster) pada
usia 6-7 tahun (kelas 1 Sd setelah catch-up campaign campak pada anak
Sekolah Dasar kelas 1-6.
q Vaksin campak yang sudah dilarutkan hanya
boleh digunakan maksimum jam.
Penyimpanan dan kedaluarsa
q Penyimpanan vaksin pada suhu +20C
s/d +80C. pengangkutan dalam keadaan dingin menggunakan kotak dingin
beku (cold pack) dan hindari sinar matahari langsung/ tidak langsung.
q Pembekuan
tidak merusak vaksin campak
q Kedaluwarsa setelah 2 tahun bila disimpan
di 2-8 0C
q Pelarut disimpan pada suhu kamar, tidak
perlu dilmari es, pelarut tidak bolej beku jadi jangan disimpan dalam freezer.
Efek Samping;
Hingga
15% pasien dapat mengalami demam ringan dan kemerahan selama 3 hari yang dapat
terjadi 8-12 hari setelah vaksinasi.
Kontraindikasi:
Individu yang mengidap
penyakit immune dificiency atau individu yang diduga
Menderita
ganggunan espon imun karena leukimia, lymphoma.
e.
Vakssin Hepatitis B.
Diskripsi:
Vaksin Hepatitis B rekombinan adalah vaksin virus
recombinan yang telah dinaktivasikan dan bersifat non-infeksius, berasal dari
HbsAg yan dihasilkan dalam sel ragi (Hansenula polymorpha) menggunakan tenologi
DNA rekombinan. Vaksin ini merupakan suspensi berwarna putih yang diprosuksi
dari jaringan sel ragi yang mengandung gene HbsAg, yang dimurnikan dan
diinaktivasi melalui beberapa tahap proses fisiko kimia seperti
ultrasentrifuse, kromatografi kolom, dan perlakuan dengan farmaldehid.
(Vademecum Bio farma Jan
2002)
Indikasi:
q Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap
infeksi yang disebabkan oleh virus Hepatitis B
q Tidak dapat mencegah infeksi virus lain
seperti virus Hepatitis A atau C atau yang diketahui dapat menginfeksi hati.
Kemasan:
q Vaksin Hepatitis B adalah vaksin yang
erbentuk cairan
q Vaksin Hepatirtis Ba teridiri dari 2
kemasan:
o
Kemasan dalam Prefill Injection Device (PID)
o
Kemasan dalam Vial
q 1 box vaksin Hepatitis B PID terdiri dari
100 HB PID.
q 1 box vaksin Hepatitis B vial terdiri dari
10 vial @ 5 dosis
Komposisi:
Setiap
0,5 ml vaksin mengandung HbsAg 10 cg yang yeradsorbsi pada Aluminium hidroksida
0,25 mg. Seluruh formulih mengandung Thimerosal 0,01 w/v% sebagai
pengawet.
Cara pemberian dan dosis:
q Sebelum digunakan digunakan vaksin harus
dikocok terlebih dahulu agar suspensi menjadi homogen.
q
Sebelum disuntikkan, kondisikan vaksin hingga mencapai suhu kamar
q Vaksin disuntikka dengan dosis 0,5 ml atau
1 (buah) HB
q Vaksin dsuntikan dengan dosis 0,5 ml atau
1 (buah) HB ADS PID, pemberian suntikkan secara intra muskuler, sebaiknya pada
aterolateral paha.
q Pemberian
sebanyak 3 dosis
q Dosisi pertama diberikaan pada usia 0-7
hari, dosis berikutnya degan interval minimun 4 minggu dengan ketentuan:
1)
Vaksin belum kedaluarsa
2)
Vaksin disimpan dalam suhu 20C s/d 80C
3)
Tidakpernah terendam air
4)
Sterilitasnya terjaga
5)
VVM
masih dalam lagi untuk hari berikutnya
q Sedangkan di posyandu vaksin yang sudah
terbuka tidak boleh digunakan lagi untuk hari berikutnya
Penyimpanan dan kedaluarsa:
q Vaksin pada suhu +20C s/d +80C.
pengangkutan dalam keadaan dingin menggunakan kotak digin cair (cool pack) dan hindari panas berlebihan, sinar matahari
langsung/ tidak langsung.
q Vaksin HB rusak terhadap suhu dibawah 00C
q Kedaulatan setelah 26 bila disimpan pada
suhu 2-80C.
q Di tingkat Bidan Desa (BDD) vaksin dapat
disimpan pada suhu ruang selama VVM masih bagus (kondisi A dan B).
Efek Samping:
Reaksi
lokal seperti ras sakit, kemerahan dan pembengkakan di sekitar tempat
penyuntikan. Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan biasanyahilang setelah 2
hari.
Kontraindikasi:
Hipersensitif
terhadap komponen vaksin. Sam halnya seperti vaksin-vaksin lin, vaksin ini
tidak boleh diberikan kepada penderita infeksi berat yang disertai kejang.
f.
Vaksin DPT-Hepatitis B
Diskripsi:
Vaksin mengandung DPT berupa toxoid difenteri dan toxid tetanus yang
dimuenikan dan pertusis yang inaktifikasi serta vaksin hepatitis B yang
merupakan sub unit vaksin virus yang mengandung HbsAg murni dan bersifat non
infectious. Vaksin hepatitis B ini
merupakan vaksin DNA rekombinan yang berasal dari HbsAg yang diproduksi melalui
teklnologi DN rekombinan pada sel ragi (Vademcum Bio Forma Jan 2002)
Indikasi
q Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap
penyakit difeteri, tetanus, petusis dan hepatitis B
Kemasan:
q 1 box vaksin DPDT-Hepatitis B vial terdiri
dari 10 vial @ 5 dosis
q Warna vaksin putih keruh seperti vaksin
DPT
Cara pemberian dan dosis:
q Pemberian dengan cara intra muskuler, 0,5
ml sebanyak 3 dosis
q Dosis pertama pada usia 2 bulan, dosis
selanjutnya dengan interval minimal 4 minggu (1bulan)
q Dalam pelayanan di unit statis, vaksin
yang sudah dibuka dapat dipergunakan paling lama 4 minggu dengan penyimpanan sesuai
ketentuan:
1)
Vaksin belum kedaluarsa
2)
Vaksin disimpan dalam suhu 20C s/d 80C
3)
Tidak pernah terendam air
4)
Sterilitasnya terjaga
5)
VVM
masih dalam kondisi A atau B
Penyimpanan dan kedaluarsa:
q Vaksin disimpan pada suhu +20C s/d +80C
. pengangkutan dalam keadaan dingin menggunakan kotak dingin cair (cool
pack) dan hindari sinar matahari
angsung/ tidak langsung.
q Kedaluarsa setelah 24 bulan (2 tahun) bila
disimpan pada suhu 2-80C